Tahiyatul Masjid


Masjid Kramat Talun benar benar bersih dan asri. Selain itu banyak peziarah yang menginap sekedar berisitirahat disana hanya untuk duduk duduk sebentar maupun istirahat untuk menenangkan diri. Selain banyak nya peziarah yang mengunjungi masjid di Makam Kramat Talun Cirebon tersebut para peziarah biasanya pada bulan Ramadhan banyak yang mengikuti untuk sholat tarawih / hari raya di dalam masjid tersebut. Masjid itu juga setiap harinya di jaga dan di bersihkan serta di tata dengan rapi oleh para penjaga dan warga yang tinggal disana. Lantai yang menghiasi masjid tersebut. Banyak warga yang menghargai dan membantu membersihkan makam tersebut maupun masjid nya sehingga tidak heran kalau kita masuk ke masjid tersebut di dalamnya akan terlihat bersih.

Banyak yang mengikuti perintah – perintah Allah swt di dalamnya dengan tawakal dan sabar cara menjalani agar doa kita insyallah cepat terkabul adalah dengan cara Sholat. Sholat yang merupakan bagian penutup diteruskan dengan wirid dzikir sebanyak-banyaknya. Setelah sembahyang Magrib dilakukan wirid Dzikir sekurang-kurangnya 165 kali, dilanjutkan dengan khotaman dan witir-witir lainnya samapai waktunya shalat Isya. Kemudian dilakukan sholat malam hari, yaitu sholat Tahiyatul Masjid dan Syukrul wudhu sebelum kering air wudlu, sholat hayat yang lebih baik dilaksanakan di malam hari, sholat Taubat yang gunanya untuk mencuci dosa yang telah diperbuat oleh manusia, sholat Tahajud yaitu 40 malam mandi 40 kali tiap-tipa malam, 40 malam “melek” (tidak tidur), 40 hari berpuasa, 40 hari tidak makan nasi atau ‘niis’, 40 hari tidak makan garam, 40 hari tidak minum, dan lain-lain. Peziarah lain yang mengaku bernama Karwati (bukan nama sebenarnya), usia 36 Tahun. Ia berasal dari Majalengka menyebutkan, ia datang ke Cirebon pada mulanya hanya diajak oleh tetangga. Sejak awal ia merasa tidak memiliki motivasi datang ke makam Embah Kuwu Sangkan, namun setelah beberapa kali datang makam keramat tersebut ia berperasaan lain. Sejak itulah memiliki itikad untuk merubah nasibnya. Ia di makam Embah Kuwu Sangkan bermalam sambil melakukan sembahyang malam dan membaca wirid dan dzikir. Wirid yang ia baca atau diamalkan dimakam itu bukan wirid seperti yang dianjurkan melainkan yang dia miliki sendiri. Setelah sholat subuh di masjid, biasanya ia membaca wirid dimakam keramat itu sampai pagi sekitar pukul 06.15. Kegiatan dimakam dilakukan kembali setelah sholat Isya hingga larut malam. Ia tidak tidur di makam, melainkan di mesjid yang letaknya berdampingan dengan komplek makam keramat. Untuk keperluan makan tinggal pergi ke warung yang berada di dekat mesjid itu juga. Menurut pengakuannya, ia sering pergi ke tempat-tempat yang menurutnya merupakan tempat sakral. Menurutnya, baru ia pulang kerumah apabila setelah mendapat ilapat (ilham). Hingga sekarang, menurut pengakuan nya kehidupannya sudah ada sedikit perubahan. Masjid ini di buat oleh Mantan Bupati Cirebon (Alm) H Dedi Supardi. Lokasi petilasan terdapat di daerah tertutup. Tempat wudhu itu sendiri terdapat di depan. Masjid itu menajadi bagian lain dari situs bersejarah Mbah Kuwu Sangkan. Karena, di araea pemakaman Mbah Kuwu Sangkan itu pula terdapat masjid. Mbah Kuwu Sangkan maupun Raden Mas Walangsungsang merupakan salah satu sosok yang sangat berperan dalam menyebrakan agama Islam di tanah Cirebon. Makam Kramat Talun Cirebon adalah tempat religius yang di dalamnya terdapat Makam Mbah Kuwu Sangkan atau yang biasa kita sebut Raden Mas Walangsungsang.

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Instagram

Pages

Facebook