Cirebon merupakan salah satu daerah sentral penyebaran Islam di Jawa Barat. Selama ini masyarakat hanya mengenal Syarif Hidyatullah atau Sunan Gunung Jati sebagai tokoh utama penyebar Agama Islam di Jawa Barat, salah satunya di Cirebon.
Tetapi jika ditelusuri lebih jauh,orang yang pertama kali membangun pondasi keislaman di Cirebon adalah Mbah Kuwu Sangkan lahir sekitar 1423 masehi.Menurut juru kunci Makam Kramat Talun yang kami kunjungi,Mbah Kuwu Sangkan merupakan paman dari Syarif Hidayatullah.Masyarakat mengenal Mbah Kuwu Sangkan sebagai uwa-nya Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
Mbah Kuwu mempunyai 5 nama yaitu Pangeran Cakrabuana, Walang Sungsang, Haji Abdullah Iman,Syekh Somadullah dan Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang itu sendiri.Mbah Kuwu Sangkan terlahir tiga bersaudara,yaitu Mbah Kuwu Sangkan,Raden Kiansantang beserta Nyai Rarasantang dari pasangan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang.
Sebagai Putra Mahkota,Mbah Kuwu Sangkan mewarisi sifat kepemimpinan ayahnya,yaitu Prabu Siliwangi.Hal ini terbukti dari pencapaiannya yang berhasil menduduki tahta Cirebon di bawah Kerajaan Pasundan yang saat itu dipimpin Raja Galuh dan Mbah Kuwu Sangkan merupakan raja pertama.
Perjuangan Mbah Kuwu Sangkan membangun Cirebon dan menyebarkan Agama Islam dimulai pada usianya yang kala itu masih menginjak umur 25 tahun.Mbah Kuwu Sangkan mulai berdakwah,hingga mencapai puncaknya saat Mbah Kuwu Sangkan menduduki singgasana kerajaan Cirebon,dari situ Mbah Kuwu Sangkan memiliki kekuatan untuk menyebar luaskan wilayah dakwahnya.
Semasa hidup nya,Mbah Kuwu Sangkan memiliki dua istri,yaitu Nyi Endang Geulis dan Nyai Ratna Lilis.Dari pernikahannya dengan Nyi Endang Geulis dianugerahi seorang anak yaitu Nyi Pakung Wati yang kelak menjadi salah satu pendamping Syekh Syarif Hidayatullah.
Syekh Syarif Hidayatullah sendiri merupakan putra dari Nyai Rarasantang, adik Mbah Kuwu Sangkan.Sedangkan dari pernikahannya dengan Nyai Ratna Lilis dianugerahi seorang putra bernama Pangeran Abdurrokhman.
Mbah Kuwu Sangkan menyukai sejumlah hewan,yaitu kucing Candra Mawa,Macan Samba, dan Kebo Dongkol Bule Karone.Ketiga hewan tersebut diyakini sudah punah dan sekarang menurut kepercayaan orang setempat ketiga hewan itulah yang menjaga makam Mbah Kuwu.Bentuk dari ketiga hewan tersebut dapat dilihat pada patung-patung hewan yang ada di sekitar lokasi makam Mbah Kuwu Sangkan.Mbah kuwu Sangkan menetap di daerah Cirebon Girang, Talun sampai akhir hayatnya pada tahun 1500-an Masehi atau abad 16 awal.dan juga ada yang bilang Mbah Kuwu Sangkan wafat tahun 1529 Masehi.
Pendiri Keraton Cirebon adalah Pangeran Cakrabuwana. Namun,orang yang berhasil meningkatkan statusnya menjadi sebuah Kesultanan adalah Syekh Syarif Hidayatullah yang biasa di kenal sebagai Cirebon Sunan Gunung Jati.Sunan Gunung Jati adalah keponakan dan pengganti Pangeran Cakrabuwana atau Mbah Kuwu Sangkan.
Di depan makam sebelum memasuki gerbang, ada bangunan bernama Palinggihan Ichsanul Kamil.Bangunan berwarna merah dan dikelilingi oleh pagar bercorak khas Islam di wilayah Cirebon itu merupakan tempat meditasi Mbah Kuwu Sangkan untuk berinteraksi dengan Tuhannya.Palinggihan itu sendiri berasal dari kata lungguh yang berarti duduk.
Palinggihan itu di tempati oleh jurukunci yang di tuakan atau yang paling sepuh.bangunan palinggihan itu dibuat dari batu yang berwarna merah,dan ada patung Kebo dongkol karone dan macan samba juga,ada sumur peninggalan,toilet dan ada fasilitas-fasilitas lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar